Di akhir tahun 2017,sampai dengan 2 tahun
depan adalah tahun politik bagi Indonesia.hingar-bingarnya sudah terasa di saat
ini.Pencitraan tokoh yang akan di usung,pembentukan opini publik dan pembunuhan karakter orang-orang yang punya elektabilitas tinggi sudah mulai di
lakukan.Berita dan informasi berseliweran di media sosial,sehingga mana yang
fakta dan yang hoax menjadi kabur.
Bagi para politikus masa ini adalah masa
sibuk.Para incumbent,akan berpacu dengan waktu untuk mengerahkan segala upaya
untuk mempertahankan posisi,agar kembali terpilih di periode mendatang.Untuk
yang berposisi sebagai oposisi,mereka akan memanfaatkan setiap detik,untuk
mengulik,mencari isu negatif dan
mengumbar sisi yang di anggap buruk sang petahana,agar reputasinya rusak.Tidak
perduli terkadang aksi yang mereka lakukan tak sesuai dengan norma dan
kesantunan yang berlaku di masyarakat.Tidak perduli juga terkadang informasi
yang mereka lempar ke ruang publik,adalah informasi yang di pelintir.
Salah satu tujuan politik adalah beroleh
kekuasaan.kadang-kadang,cara memperoleh
kekuasaan itu abnormal dan di luar batas kewajaran.Maka ada sebagian orang yang
berpendapat bahwa politik itu kejam,tidak bermoral dan yang berkecimpung di
dalamnya adalah orang-orang munafik.Tidak ada kata setia dan abadi dalam
politik.Semua tergantung dari lobi-lobi dan kepentingan sesaat.Hari ini
lawan,besok bisa menjadi kawan.
Donald Trump pun merasakan akibat berpolitik
itu.Kehidupan pribadi yang seharusnya berada di wilayah private, di kuliti oleh lawan politiknya.Sampai’’ aset pribadi” Trump-pun di umbar ke media.Bahwa ‘’kaki
ketiga’’ Trump yang tersembunyi di dalam celananya, kecil.Artinya Trump bukan
lelaki sejati dan tentu tidak pantas jadi presiden USA.Tetapi ketika Trump
berhasil menjadi presiden Amerika Serikat yang ke-45,lawan politik yang
menyerangnya itu, ikut mendukung dan merayakannya.
Itulah politik dan segala dinamikanya.
Sebagai salah satu objek politik yang akan di
ambil suaranya,saya mesti memahami itu.Juga ingin memastikan bahwa
keluarga terdekat aware tentang
politik.Sebagai kepala keluarga,saya memberi kebebasan pilihan politik kepada
mereka.Asal mereka memilih berdasarkan telaahan ilmu, tidak ikut-ikutan orang
lain,dan tidak memusuhi orang yang berbeda pandangan.
Terkadang ketika memahami suatu
persoalan,sebagian orang menyentuhnya
dengan lebih banyak perasaan di banding logika.Yang oleh karenanya,banyak orang
yang kemudian yang gagal paham tentang suatu soalan pada suatu masa yang
menjadi polemik di ruang publik.Bahkan orang-orang terkenal,yang punya banyak gelar di belakang
namanya,ikut pula tertipu dengan soalan-soalan tersebut.Padahal yang
menghembuskan dan memviralkan hal itu, background
pendidikannya di bawah mereka.
Pemahaman berdasarkan ilmu,saya pikir sangat
vital untuk menentukan pilihan politik seseorang.Agar kita tidak lagi di
ombang-ambingkan isu dan pembentukan opini yang salah,yang sengaja di sounding
oleh orang-orang yang punya kepentingan tertentu.Pakar-pakar yang
berintegritas,teruji dan netral dapat di jadikan rujukan untuk memahami suatu
persoalan.
Dan saya meyakini satu hal ,bahwa politik
hanyalah senda gurau dan sandiwara dunia.Bermusuhan dan putusnya tali
silaturahmi gara-gara politik adalah kebodohan absolut.
Salam politik !!!
Pekanbaru,9 Oktober 2017
Andi Syarmi