Bertemu kembali dengan rekan-rekan
seperjuangan semasa masih menjadi sales force di salah satu perusahaan beverage
terkenal,selalu menyenangkan.Gelak tawa serta umpatan ‘garah kudo’ sahut
menyahut tak berhenti,ketika kami berkumpul di sebuah kedai kopi.Yang kena
umpat balik mengumpat,begitu seterusnya.Pengunjung yang lain
lirak-lirik,mungkin mereka merasa tidak nyaman dengan suara-suara bising yang
kami keluarkan.Bahkan sebahagian ada yang keluar ruangan,walaupun kopinya belum
habis,ketika ada kawan kami yang tersedak dan kemudian tersemburlah bekas kopi
yang ada di kerongkongan dan hidungnya di sertai gumpalan hijau
kekuning-kuningan.Kebetulan kawan ini sedang batuk berdahak.
Kami bercengkrama ngalor-ngidul,di selingi
cerita-cerita jadul yang legendaris tentang kompetisi lomba jenggot terpanjang
antar negara,yang akhirnya di menangi oleh wakil Indonesia.Kemenangan itu bukan
karena jenggotnya lebih panjang dari peserta lain,tetapi karena kecerdikan yang
turun-temurun di keluarganya,yang terpatri dalam sebuah ungkapan ”Taimpik nak
di ateh,takuruang nak di lua”.Jenggotnya yang hanya sekepalan tangan itu di
tutup setengahnya dengan kerah baju,kemudian retsleting celananya yang tidak
pakai dalaman tersebut di buka lebar-lebar.Juri yang menilai,menyangka jenggot
si Indonesia ini tumbuh memanjang sampai ke kerampangnya.Maka di ganjarlah dia
dengan penghargaan The longest beard in the world.
Kemudian sampailah ceritanya tentang keadaan
perusahaan di tempat kami bekerja terakhir,akhir-akhir ini.Sepertinya
perusahaan itu sedang berjuang untuk tetap exist di dunia minuman siap saji di
tanah air.Walaupun beberapa produknya menyandang predikat sebagai salah satu
merk paling mahal di negeri ini,tetap saja itu tidak menjamin perusahaan untuk
beroleh profit dan market share yang lebih tinggi di banding para
pesaingnya.Berbagai upaya mereka lakukan,untuk bertahan hidup dalam kerasnya
persaingan tersebut.
Manajemen perusahaan itu juga melakukan
langkah-langkah perbaikan guna menghadapi perubahan landscape bisnis jaman
now.Ketika dahulu mereka mengerjakan sendiri mulai dari manufaktur sampai
distribusinya,sekarang mereka sudah bermitra dengan pihak lain.Walaupun
akibatnya ada PHK massal yang di lakukan.Dahulu sistem yang di gunakan tidak
terintegrasi satu sama lain, Sekarang
kabarnya sistemnya sudah terintegrasi.Walaupun perusahaan mengeluarkan
biaya milyaran untuk itu.Dahulu rekrutmen karyawan dilakukan di lakukan
asal-asalan,terutama di divisi distribusi,sehingga ada beberapa personil yang
tidak tamat SD,bahkan ada yang buta huruf,lulus menjadi karyawan.Today,hal
tersebut tidak terjadi lagi.
Saya pikir langkah ini sangat layak di lakukan
perusahaan untuk tetap bisa bersaing.Organisasi yang tidak ramping,tentu
membuat laju perusahaan menjadi lamban dan tidak lincah.Sistem perusahaan yang
terintegrasi dan kredibel juga sangat di perlukan,sehingga semua pergerakan company
terpantau dan tereview.karyawan yang cakap tentu akan menambah daya saing
perusahaan,yang ujungnya kemudian adalah profit achievement.
****
Dengan segala manuver yang dilakukan oleh
beverages company tersebut,di tambah dengan modal besar yang mereka punya,harusnya
mereka merajai dunia minuman siap saji di tanah air ini.Tetapi pada
kenyataannya,secara umum mereka dikalahkan oleh para kompetitornya.Apa yang
salah dengan perusahaan ini ?
Sebagai mantan karyawan,saya mencoba meraba
dan menganalisa dari sudut pandang seorang pekerja lapangan.berikut
poin-poinnya :
1.
Asumsi negatif masyarakat tentang
minuman berkarbonasi
Adanya berita-berita di media
sosial yang cenderung negatif dan menyudutkan minuman berkarbonasi.Walaupun
belum terbukti kebenarannya,tetapi sebagian teman,saudara dan kerabat saya
percaya dengan berita itu.Di tambah lagi ada wacana dari pemerintah untuk
menetapkan tarif cukai untuk jenis minuman ini.Yang artinya konsumsi akan
produk ini perlu di kendalikan,di awasi peredarannya karena ada dampak negatif
yang di timbulkannya bagi masyarakat.
Hal itu di akui oleh ketua
Asrim (Asosiasi Industri Minuman Ringan) Triyono Pridjosoesilo,yang menyatakan bahwa
berita-berita negatif itu menjadi penyebab kedua terbesar, turunnya penjualan
minuman ringan.Termasuk minuman berkarbonasi di dalamnya.
2.
Regenerasi top manajerial yang
tidak jalan
Salah satu yang menjadi
perhatian saya selama bergabung dengan perusahaan ini adalah top manajerialnya.
Orangnya tua-tua dan itu-itu saja, semenjak 15 tahun terakhir.Padahal zaman
sudah berubah.Menurut Rhenald Kasali ,sekarang adalah era disruption.Dimana
konsep-konsep sales marketing dan distribusi zaman old sudah usang dan perlu
pembaharuan.
Keberhasilan distribusi tidak
lagi hanya soal kelengkapan produk dan di pajang di tempat-tempat dominan di
outlet,agar terjadi keinginan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk
tersebut.Tetapi bagaimana distribusi itu kemudian mampu meningkatkan daya saing
produk,lewat harga misalnya dan kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk
tersebut,sehingga terjadi peningkatan penjualan dan keuntungan.
Salah satu contoh strategi
old fashion dari para tokoh tua itu adalah lemari pendingin yang hampir sebesar
rumah 4L (Lu lagi, lu lagi),di sediakan perusahaan dengan harapan produk di
pajang lengkap di bagian paling depan outlet dalam keadaan dingin.Padahal
refrigerator itu perlu biaya pembelian,pendistribusian dan perawatan yang tidak
sedikit.Biaya-biaya itu,kemudian menyebabkan harga produk menjadi tidak
bersaing bila di banding dengan harga produk kompetitor.Lihat produk-produk
minuman lain yang hampir tidak punya lemari pendingin,tetapi mereka mampu
menjadi market leader di bidangnya.karena konsep mereka tidak lagi bertumpu
kepada owning melainkan sharing.
Hemat saya perlu ada
regenerasi top manajerial yang berkesinambungan,misal 5 tahun sekali mesti di
ganti.Atau kalau yang bersangkutan sangat berprestasi bolehlah dia menduduki
kursi tersebut selama 10 tahun.Dan yang menduduki posisi itu sebaiknya yang
muda-muda,macam Azrul Ananda atau Nadiem Makarim.Jangan yang tua,karena era
mereka sudah lewat.Energi dan passion mereka terhadap pekerjaan tentu tidak
segarang yang muda.Yang berlebih dari mereka mungkin hanya hasrat pada
perempuan.Kalau soal ini mereka mungkin jagonya.Mereka mampu mendeteksi
keberadaan perempuan cantik yang akan di taklukan.Serupa dengan tokoh Ucil
dalam film Tuyul dan mbak Yul yang sinyal di dekat pusarnya berbunyi apabila ada tuyul
lain yang mendekatinya.
3.
Laporan ABS (Asal Bapak Senang)
Seringkali jika penjualan
turun atau target tidak tercapai Manajer tingkat bawah sampai tingkat atas
kasak-kasak,macam orang yang terkena bisul di ekornya.Duduk tak enak,tidurpun
demikian.Agar tidak di salahkan presiden direktur waktu presentasi pertanggung
jawaban,maka di aturlah cara agar proses distribusinya di anggap sudah
mendekati maksimal.Artinya penjualan yang tidak mencapai target itu,bisa di
maklumi karena ada faktor-faktor lain yang berada di luar jangkauan para manajer
tersebut.Seperti penurunan daya beli masyarakat dll.
Proses distribusinya di buat
sesempurna mungkin,walaupun sebetulnya sebagian darinya tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.Seperti total pelanggan/outlet yang di tambah,agar
distribusi kelihatan lebih dalam.Tapi kadang outlet tambahan itu sebetulnya
tidak potensial dan bahkan ada yang fiktif.Aktif outlet kemudian juga di
atur.Outlet yang layak di delete dari list daftar kunjungan salesman karena
hanya bertransaksi sekali dalam 2 bulan,di atur bertransaksi sekali
seminggu.Laporan lemari pendingin pun demikian.
Laporan-laporan yang tidak
valid ini,tentu berakibat buruk bagi perusahaan.Bisa saja perusahaan salah
dalam penetapan strategi,yang berimbas kepada kerugian secara finansial.
4.
Karyawan dan pelanggan yang tidak
puas terhadap layanan,perlakuan dan tindakan manajemen perusahaan
Menurut Dana Jones (1996),ada
hubungan positif antara kepuasan karyawan dengan kepuasan pelanggan.Artinya
ketika karyawan puas,maka akan berimbas kepada kepuasan pelanggan.Ketika
manajemen ingin pelanggannya puas,maka mereka harus membuat karyawannya puas
dulu.Karyawan yang tidak puas akan mengajak serta para pelanggan untuk
ikut-ikutan tidak puas atas layanan,perlakuan dan tindakan manajemen
perusahaan.
Karyawan harus di buat
termotivasi sehingga mereka sukarela mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya
untuk kemajuan perusahaan.Bentuk motivasi tersebut bisa berupa menciptakan
jenjang karir yang jelas,menyediakan reward dan fasilitas oke dan memberikan
pendapatan yang pantas kepada karyawan.
Jadi bagaimana mungkin akan
tercipta kepuasan pelanggan,yang kemudian berimbas kepada kenaikan sales volume
penjualan dan keuntungan perusahaan,jika manajemen mencabut fasilitas yang
sudah baik,membuat suasana dan lingkungan kerja yang tidak kondusif lewat
ancaman-ancaman verbal dan memberikan pendapatan yang cenderung kecil kepada
karyawannya,hanya karena tujuan perusahaan untuk efisiensi biaya.Menurut
berbagai literatur, efisiensi biaya yang mematikan motivasi karyawan, justru bisa
membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar di masa yang akan
datang.
****
Tak terasa sudah hampir 3 jam kami ngobrol dan
diskusi,kopi yang di gelas masih penuh,tetapi airnya tidak hitam pekat
lagi,karena sudah tercampur dengan air putih.Pemilik kedai kopi sudah masam raut
wajahnya.Secara hitung-hitungan bisnis,tentu dia rugi.Dia sudah menyediakan
banyak fasilitas.Mulai dari ruangan full AC,free wifi dan pramuniaga cantik
mulus yang pakaiannya kekecilan.Sementara masing-masing kami cuma memesan satu
gelas kopi,satu gelas es batu,di tambah cemilan yang total rupiahnya hanya lima
belas ribu.
Tapi kalau di pikir-pikir, si owner salah juga
bikin strategi.Harusnya ada harga tambahan untuk pengunjung yang lebih dari
satu jam.Serupa dengan parkiran mall,tarif parkir 1 jam pertama dengan jam
berikutnya berbeda.
Tetapi walaupun pemilik kedai kopi itu
terlihat kesal,para karyawan dan karyawati tetap profesional menjalankan
tugasnya.Mereka tetap ramah dan memberikan senyum termanisnya kepada
kami.Mungkin itu salah satu faktor yang membuat kedai kopi ini,selalu ramai di
kunjungi orang.Ketika kepuasan pelanggan tercipta,maka akan ada kunjungan dan
pembelian ulang.Kepuasan pelanggan tidak melulu soal cita rasa produk,tetapi
juga soal pelayanan yang istimewa.
Akhirnya kami sepakat mengakhiri pertemuan dan
berjanji akan visit kembali ke kedai kopi ini untuk meeting berikutnya.
Rudi teman saya yang rambutnya sudah
ubanan,tiba-tiba berbisik ”Fan,gua pinjam duit elu lima puluh ribu,ya ,”.
” Buat apaan,Rud ,”Tanya saya kepadanya.
” Buat ngasih uang tip,sama pelayan yang
paling mulus itu.Mana tahu bisa di ajak kenalan dan di mintai No.Telpon ,“
jawabnya sambil tersenyum mesum.
Tertarik dengan yang mulus tidak hanya hak
yang muda-muda saja,tetapi juga bagi calon Manula seperti Rudi.Dia ini termasuk
Tua-tua milenial,makin tua makin gatal.
Artikel ini bersumber dari pengalaman Affan ,teman saya ketika bekerja di sebuah perusahaan terkenal
Pekanbaru,30 November 2017
Andi Syarmi