Sabtu, 02 Desember 2017

Apakah Modal dan Nama Besar ,Jaminan Kesuksesan ?





Bertemu kembali dengan rekan-rekan seperjuangan semasa masih menjadi sales force di salah satu perusahaan beverage terkenal,selalu menyenangkan.Gelak tawa serta umpatan ‘garah kudo’ sahut menyahut tak berhenti,ketika kami berkumpul di sebuah kedai kopi.Yang kena umpat balik mengumpat,begitu seterusnya.Pengunjung yang lain lirak-lirik,mungkin mereka merasa tidak nyaman dengan suara-suara bising yang kami keluarkan.Bahkan sebahagian ada yang keluar ruangan,walaupun kopinya belum habis,ketika ada kawan kami yang tersedak dan kemudian tersemburlah bekas kopi yang ada di kerongkongan dan hidungnya di sertai gumpalan hijau kekuning-kuningan.Kebetulan kawan ini sedang batuk berdahak.

Kami bercengkrama ngalor-ngidul,di selingi cerita-cerita jadul yang legendaris tentang kompetisi lomba jenggot terpanjang antar negara,yang akhirnya di menangi oleh wakil Indonesia.Kemenangan itu bukan karena jenggotnya lebih panjang dari peserta lain,tetapi karena kecerdikan yang turun-temurun di keluarganya,yang terpatri dalam sebuah ungkapan ”Taimpik nak di ateh,takuruang nak di lua”.Jenggotnya yang hanya sekepalan tangan itu di tutup setengahnya dengan kerah baju,kemudian retsleting celananya yang tidak pakai dalaman tersebut di buka lebar-lebar.Juri yang menilai,menyangka jenggot si Indonesia ini tumbuh memanjang sampai ke kerampangnya.Maka di ganjarlah dia dengan penghargaan The longest beard in the world.

Kemudian sampailah ceritanya tentang keadaan perusahaan di tempat kami bekerja terakhir,akhir-akhir ini.Sepertinya perusahaan itu sedang berjuang untuk tetap exist di dunia minuman siap saji di tanah air.Walaupun beberapa produknya menyandang predikat sebagai salah satu merk paling mahal di negeri ini,tetap saja itu tidak menjamin perusahaan untuk beroleh profit dan market share yang lebih tinggi di banding para pesaingnya.Berbagai upaya mereka lakukan,untuk bertahan hidup dalam kerasnya persaingan tersebut.

Manajemen perusahaan itu juga melakukan langkah-langkah perbaikan guna menghadapi perubahan landscape bisnis jaman now.Ketika dahulu mereka mengerjakan sendiri mulai dari manufaktur sampai distribusinya,sekarang mereka sudah bermitra dengan pihak lain.Walaupun akibatnya ada PHK massal yang di lakukan.Dahulu sistem yang di gunakan tidak terintegrasi satu sama lain, Sekarang  kabarnya sistemnya sudah terintegrasi.Walaupun perusahaan mengeluarkan biaya milyaran untuk itu.Dahulu rekrutmen karyawan dilakukan di lakukan asal-asalan,terutama di divisi distribusi,sehingga ada beberapa personil yang tidak tamat SD,bahkan ada yang buta huruf,lulus menjadi karyawan.Today,hal tersebut tidak terjadi lagi.

Saya pikir langkah ini sangat layak di lakukan perusahaan untuk tetap bisa bersaing.Organisasi yang tidak ramping,tentu membuat laju perusahaan menjadi lamban dan tidak lincah.Sistem perusahaan yang terintegrasi dan kredibel juga sangat di perlukan,sehingga semua pergerakan company terpantau dan tereview.karyawan yang cakap tentu akan menambah daya saing perusahaan,yang ujungnya kemudian adalah profit achievement.

****

Dengan segala manuver yang dilakukan oleh beverages company tersebut,di tambah dengan modal besar yang mereka punya,harusnya mereka merajai dunia minuman siap saji di tanah air ini.Tetapi pada kenyataannya,secara umum mereka dikalahkan oleh para kompetitornya.Apa yang salah dengan perusahaan ini ?

Sebagai mantan karyawan,saya mencoba meraba dan menganalisa dari sudut pandang seorang pekerja lapangan.berikut poin-poinnya :

1.       Asumsi negatif masyarakat tentang minuman berkarbonasi

Adanya berita-berita di media sosial yang cenderung negatif dan menyudutkan minuman berkarbonasi.Walaupun belum terbukti kebenarannya,tetapi sebagian teman,saudara dan kerabat saya percaya dengan berita itu.Di tambah lagi ada wacana dari pemerintah untuk menetapkan tarif cukai untuk jenis minuman ini.Yang artinya konsumsi akan produk ini perlu di kendalikan,di awasi peredarannya karena ada dampak negatif yang di timbulkannya bagi masyarakat.

Hal itu di akui oleh ketua Asrim (Asosiasi Industri Minuman Ringan) Triyono Pridjosoesilo,yang menyatakan bahwa berita-berita negatif itu menjadi penyebab kedua terbesar, turunnya penjualan minuman ringan.Termasuk minuman berkarbonasi di dalamnya.

2.       Regenerasi top manajerial yang tidak jalan

Salah satu yang menjadi perhatian saya selama bergabung dengan perusahaan ini adalah top manajerialnya. Orangnya tua-tua dan itu-itu saja, semenjak 15 tahun terakhir.Padahal zaman sudah berubah.Menurut Rhenald Kasali ,sekarang adalah era disruption.Dimana konsep-konsep sales marketing dan distribusi zaman old sudah usang dan perlu pembaharuan.

Keberhasilan distribusi tidak lagi hanya soal kelengkapan produk dan di pajang di tempat-tempat dominan di outlet,agar terjadi keinginan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut.Tetapi bagaimana distribusi itu kemudian mampu meningkatkan daya saing produk,lewat harga misalnya dan kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk tersebut,sehingga terjadi peningkatan penjualan dan keuntungan.

Salah satu contoh strategi old fashion dari para tokoh tua itu adalah lemari pendingin yang hampir sebesar rumah 4L (Lu lagi, lu lagi),di sediakan perusahaan dengan harapan produk di pajang lengkap di bagian paling depan outlet dalam keadaan dingin.Padahal refrigerator itu perlu biaya pembelian,pendistribusian dan perawatan yang tidak sedikit.Biaya-biaya itu,kemudian menyebabkan harga produk menjadi tidak bersaing bila di banding dengan harga produk kompetitor.Lihat produk-produk minuman lain yang hampir tidak punya lemari pendingin,tetapi mereka mampu menjadi market leader di bidangnya.karena konsep mereka tidak lagi bertumpu kepada owning melainkan sharing.

Hemat saya perlu ada regenerasi top manajerial yang berkesinambungan,misal 5 tahun sekali mesti di ganti.Atau kalau yang bersangkutan sangat berprestasi bolehlah dia menduduki kursi tersebut selama 10 tahun.Dan yang menduduki posisi itu sebaiknya yang muda-muda,macam Azrul Ananda atau Nadiem Makarim.Jangan yang tua,karena era mereka sudah lewat.Energi dan passion mereka terhadap pekerjaan tentu tidak segarang yang muda.Yang berlebih dari mereka mungkin hanya hasrat pada perempuan.Kalau soal ini mereka mungkin jagonya.Mereka mampu mendeteksi keberadaan perempuan cantik yang akan di taklukan.Serupa dengan tokoh Ucil dalam film Tuyul dan mbak Yul yang sinyal  di dekat pusarnya berbunyi apabila ada tuyul lain yang mendekatinya.

3.       Laporan ABS (Asal Bapak Senang)

Seringkali jika penjualan turun atau target tidak tercapai Manajer tingkat bawah sampai tingkat atas kasak-kasak,macam orang yang terkena bisul di ekornya.Duduk tak enak,tidurpun demikian.Agar tidak di salahkan presiden direktur waktu presentasi pertanggung jawaban,maka di aturlah cara agar proses distribusinya di anggap sudah mendekati maksimal.Artinya penjualan yang tidak mencapai target itu,bisa di maklumi karena ada faktor-faktor lain yang berada di luar jangkauan para manajer tersebut.Seperti penurunan daya beli masyarakat dll.

Proses distribusinya di buat sesempurna mungkin,walaupun sebetulnya sebagian darinya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Seperti total pelanggan/outlet yang di tambah,agar distribusi kelihatan lebih dalam.Tapi kadang outlet tambahan itu sebetulnya tidak potensial dan bahkan ada yang fiktif.Aktif outlet kemudian juga di atur.Outlet yang layak di delete dari list daftar kunjungan salesman karena hanya bertransaksi sekali dalam 2 bulan,di atur bertransaksi sekali seminggu.Laporan lemari pendingin pun demikian.

Laporan-laporan yang tidak valid ini,tentu berakibat buruk bagi perusahaan.Bisa saja perusahaan salah dalam penetapan strategi,yang berimbas kepada kerugian secara finansial.

4.       Karyawan dan pelanggan yang tidak puas terhadap layanan,perlakuan dan tindakan manajemen      perusahaan

Menurut Dana Jones (1996),ada hubungan positif antara kepuasan karyawan dengan kepuasan pelanggan.Artinya ketika karyawan puas,maka akan berimbas kepada kepuasan pelanggan.Ketika manajemen ingin pelanggannya puas,maka mereka harus membuat karyawannya puas dulu.Karyawan yang tidak puas akan mengajak serta para pelanggan untuk ikut-ikutan tidak puas atas layanan,perlakuan dan tindakan manajemen perusahaan.

Karyawan harus di buat termotivasi sehingga mereka sukarela mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk kemajuan perusahaan.Bentuk motivasi tersebut bisa berupa menciptakan jenjang karir yang jelas,menyediakan reward dan fasilitas oke dan memberikan pendapatan yang pantas kepada karyawan.

Jadi bagaimana mungkin akan tercipta kepuasan pelanggan,yang kemudian berimbas kepada kenaikan sales volume penjualan dan keuntungan perusahaan,jika manajemen mencabut fasilitas yang sudah baik,membuat suasana dan lingkungan kerja yang tidak kondusif lewat ancaman-ancaman verbal dan memberikan pendapatan yang cenderung kecil kepada karyawannya,hanya karena tujuan perusahaan untuk efisiensi biaya.Menurut berbagai literatur, efisiensi biaya yang mematikan motivasi karyawan, justru bisa membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar di masa yang akan datang.

****

Tak terasa sudah hampir 3 jam kami ngobrol dan diskusi,kopi yang di gelas masih penuh,tetapi airnya tidak hitam pekat lagi,karena sudah tercampur dengan air putih.Pemilik kedai kopi sudah masam raut wajahnya.Secara hitung-hitungan bisnis,tentu dia rugi.Dia sudah menyediakan banyak fasilitas.Mulai dari ruangan full AC,free wifi dan pramuniaga cantik mulus yang pakaiannya kekecilan.Sementara masing-masing kami cuma memesan satu gelas kopi,satu gelas es batu,di tambah cemilan yang total rupiahnya hanya lima belas ribu.

Tapi kalau di pikir-pikir, si owner salah juga bikin strategi.Harusnya ada harga tambahan untuk pengunjung yang lebih dari satu jam.Serupa dengan parkiran mall,tarif parkir 1 jam pertama dengan jam berikutnya berbeda.

Tetapi walaupun pemilik kedai kopi itu terlihat kesal,para karyawan dan karyawati tetap profesional menjalankan tugasnya.Mereka tetap ramah dan memberikan senyum termanisnya kepada kami.Mungkin itu salah satu faktor yang membuat kedai kopi ini,selalu ramai di kunjungi orang.Ketika kepuasan pelanggan tercipta,maka akan ada kunjungan dan pembelian ulang.Kepuasan pelanggan tidak melulu soal cita rasa produk,tetapi juga soal pelayanan yang istimewa.

Akhirnya kami sepakat mengakhiri pertemuan dan berjanji akan visit kembali ke kedai kopi ini untuk meeting berikutnya.

Rudi teman saya yang rambutnya sudah ubanan,tiba-tiba berbisik ”Fan,gua pinjam duit elu lima puluh ribu,ya ,”.

” Buat apaan,Rud ,”Tanya saya kepadanya.

” Buat ngasih uang tip,sama pelayan yang paling mulus itu.Mana tahu bisa di ajak kenalan dan di mintai No.Telpon ,“ jawabnya sambil tersenyum mesum.

Tertarik dengan yang mulus tidak hanya hak yang muda-muda saja,tetapi juga bagi calon Manula seperti Rudi.Dia ini termasuk Tua-tua milenial,makin tua makin gatal.


Artikel ini bersumber dari pengalaman Affan ,teman saya ketika bekerja di sebuah perusahaan terkenal

 
Pekanbaru,30 November 2017
Andi Syarmi

0 komentar:

Posting Komentar